Tepa selira adalah salah satu falsafah Jawa yang berarti tenggang rasa, kemampuan untuk memahami perasaan dan keadaan orang lain. Nilai ini tidak hanya berlaku dalam kehidupan sosial, tetapi juga sangat relevan dalam dunia usaha, terutama bagi pelaku UMKM dan salahsatu langkah agar tetap rukun dalam usaha. Dengan tepa selira, seorang pengusaha tidak hanya fokus pada keuntungan materi, tetapi juga membangun hubungan yang lebih sehat dengan pelanggan, karyawan, hingga mitra bisnis.
Dalam konteks UMKM yang kerap bersinggungan langsung dengan masyarakat, empati menjadi modal sosial yang tak ternilai. Bukan hanya sekadar ramah atau murah senyum, tetapi benar-benar hadir untuk memahami dan memberi solusi ketika ada kebutuhan, keluhan, atau bahkan kritik.
 |
Ilustrasi kepedulian dan empati oleh pelaku umkm |
Tepa Selira di Era Digital
Kehidupan usaha saat ini tidak bisa dilepaskan dari dunia digital. Review pelanggan, komentar pedas, bahkan kritik terbuka bisa datang kapan saja di media sosial atau platform jual-beli online. Pelaku UMKM yang berpegang pada tepa selira tentu tidak akan membalas dengan emosi.
Misalnya, ketika ada pelanggan menulis ulasan buruk tentang produk atau layanan, pengusaha dengan tepa selira akan menjawab dengan tenang: “Terima kasih atas masukannya. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, dan akan segera memperbaikinya.” Jawaban seperti ini tidak hanya menenangkan pelanggan yang kecewa, tetapi juga memberikan kesan positif bagi calon pelanggan lain yang membaca.
Di sinilah letak kekuatan tepa selira:
Mampu mengubah potensi masalah menjadi peluang membangun kepercayaan.
Praktik Tepa Selira dalam Kegiatan UMKM Sehari - hari
Nilai tepa selira sebenarnya bisa diterapkan dalam hal-hal kecil sehari-hari yang dekat dengan aktivitas UMKM. Justru tindakan sederhana inilah yang sering menjadi pembeda antara usaha yang dicintai pelanggan dengan yang hanya sekadar lewat.
1. Memungut Sampah di Lokasi Jualan
Bayangkan sebuah warung makan kecil di pinggir jalan. Pemilik warung tidak hanya sibuk melayani pelanggan, tetapi juga sigap memungut sampah plastik atau tisu yang tercecer di area sekitar. Tindakan kecil ini menunjukkan tenggang rasa, bukan hanya kepada pelanggan, tetapi juga kepada masyarakat sekitar. Lokasi yang bersih tentu membuat pembeli merasa nyaman, dan pada akhirnya mereka lebih betah untuk kembali.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Usaha
Banyak UMKM beroperasi di pasar tradisional, pinggir jalan, atau kios kecil yang terbuka. Lingkungan seperti ini sering kali kurang terkontrol kebersihannya. Dengan menerapkan tepa selira, pelaku usaha akan sadar bahwa kebersihan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kenyamanan orang lain. Menyediakan tempat sampah, menyapu area usaha, atau sekadar menyemprot lantai agar tidak licin adalah contoh nyata.
3. Memberi Kenyamanan pada Pelanggan
Kenyamanan tidak selalu soal kursi empuk atau ruangan ber-AC. Tepa selira bisa diwujudkan dalam bentuk sederhana, seperti menyambut pelanggan dengan senyum tulus, menyediakan minuman gratis saat menunggu, atau sekadar menanyakan dengan ramah: “Apa ada yang kurang, Bu?” Interaksi kecil ini membuat pelanggan merasa dihargai, dan secara psikologis mereka lebih cenderung kembali atau merekomendasikan usaha tersebut pada orang lain.
Tepa Selira sebagai Kekuatan UMKM
UMKM memiliki karakter unik dibanding perusahaan besar: interaksi yang lebih personal dengan pelanggan. Justru di sinilah tepa selira memainkan peran penting. Tenggang rasa bukan hanya memperkuat hubungan, tetapi juga membangun modal sosial berupa jaringan yang kokoh.
Ketika pelanggan merasa dihargai, mereka akan menjadi “duta gratis” yang dengan sukarela menceritakan pengalaman positifnya kepada teman atau keluarga. Sebaliknya, karyawan yang diperlakukan dengan tepa selira akan bekerja lebih tulus, bahkan rela memberi ide-ide segar tanpa diminta.
Selain itu, mitra bisnis juga akan lebih percaya untuk bekerja sama dengan pelaku UMKM yang konsisten menjaga sikap tenggang rasa. Mereka tahu bahwa kerja sama tidak hanya soal untung-rugi, tetapi juga soal membangun hubungan yang saling menghormati.
Belajar dari Hal-Hal Sederhana
Tepa selira sebenarnya bukan konsep yang rumit. Ia bisa dipraktikkan dari kebiasaan sehari-hari. Seorang pedagang kaki lima yang menyediakan bangku tambahan untuk pelanggan lansia sudah menunjukkan tepa selira. Seorang pemilik butik kecil yang dengan sabar membantu pelanggan mencoba beberapa pakaian meskipun tidak semua jadi dibeli, juga sedang menerapkan nilai ini.
Hal-hal kecil ini memang tidak selalu langsung terlihat hasilnya, tetapi dalam jangka panjang ia membentuk reputasi usaha. Pelanggan akan mengingat bukan hanya produk yang dibeli, tetapi juga pengalaman emosional saat berinteraksi dengan usaha tersebut.
Penutup
Dalam dunia UMKM yang penuh persaingan, strategi pemasaran dan harga kompetitif memang penting. Namun, ada satu modal yang sering diabaikan: empati. Tepa selira, dengan segala kesederhanaannya, justru menjadi pembeda yang kuat.
Menjaga kebersihan tempat usaha, ramah terhadap pelanggan, atau menjawab kritik dengan tenang bukan sekadar etika, tetapi strategi jangka panjang untuk membangun jejaring sosial yang sehat. Dengan tepa selira, UMKM tidak hanya menjual produk atau jasa, tetapi juga menawarkan pengalaman dan kehangatan yang membuat orang ingin kembali.
Tenggang rasa adalah benih kepercayaan. Dan dalam dunia usaha, kepercayaan adalah mata uang yang nilainya jauh melebihi keuntungan sesaat.
❓ FAQ seputar Tepa Selira untuk UMKM
1. Apa itu tepa selira dalam usaha UMKM?
Tepa selira adalah sikap tenggang rasa dan empati yang diterapkan pelaku usaha, baik kepada pelanggan, karyawan, maupun lingkungan sekitar.
2. Bagaimana contoh sederhana penerapan tepa selira di usaha kecil?
Contohnya memungut sampah di lokasi jualan, menjaga kebersihan kios, atau memberi kenyamanan ekstra kepada pelanggan.
3. Mengapa tepa selira penting bagi UMKM?
Karena empati membangun kepercayaan pelanggan, memperkuat citra usaha, dan menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan mitra bisnis.
4. Apakah tepa selira bisa menjadi strategi bisnis?
Ya. Dengan empati, UMKM bisa meningkatkan loyalitas pelanggan, reputasi usaha, dan memperluas jejaring sosial secara alami.
Komentar
Posting Komentar