Langsung ke konten utama

Unggulan

Semangat Kaizen UMKM, Perbaikan Berkelanjutan

UMKM biasanya menghadapi keterbatasan modal, sumber daya manusia, dan akses pasar. Filosofi Kaizen menawarkan solusi yang realistis: tidak perlu langkah besar yang menguras tenaga, cukup perbaikan kecil tetapi konsisten. Beberapa alasan mengapa Kaizen cocok untuk UMKM: 1. Biaya Rendah , Perbaikan kecil biasanya tidak membutuhkan investasi besar. Misalnya, memperbaiki cara pencatatan keuangan harian bisa meningkatkan efisiensi tanpa biaya tambahan. 2. Mengurangi Risiko , Perubahan besar sekaligus cenderung berisiko. Dengan Kaizen, UMKM bisa mencoba hal baru sedikit demi sedikit, sambil mengukur dampaknya. 3. Membangun Budaya Positif, Kaizen menanamkan pola pikir bahwa setiap orang bisa berkontribusi pada perbaikan, bukan hanya pemilik usaha. 4. Fleksibel dan Adaptif, UMKM harus cepat beradaptasi dengan pasar. Kaizen memungkinkan adaptasi secara bertahap tanpa “ mengguncang kapal .” Kaizen Dalam UMKM Implementasi Kaizen: Langkah Kecil, Hasil Besar Kaizen bukan teori abstrak, melainkan p...

Strategi Usaha Teh Pinggir Jalan

Beberapa tahun terakhir, fenomena es teh pinggir jalan seakan jadi primadona baru di dunia kuliner sederhana. Dari nama “Teh Solo”, “Teh Jogja”, hingga kreasi unik seperti “Teh Mantan”, semua punya ciri khas yang bikin konsumen penasaran. Harga murah, rasa familiar, dan branding yang kreatif membuat usaha minuman sederhana ini menjelma jadi peluang bisnis besar bagi UMKM pemula dengan usaha yang hanya membutuhkan konsistensi membangun reputasi pada pelanggan setiap hari.

Namun, di balik kesan sederhana, bisnis es teh bukan sekadar “seduh teh, tambahkan gula, lalu jual murah”. Ada logika ekonomi, strategi branding, hingga manajemen risiko yang harus dipahami agar usaha tidak hanya ramai di awal, tapi juga berumur panjang.

Usaha Teh Pinggir Jalan
Teh Dingin Segar

Mengapa Es Teh Jadi Favorit UMKM?

Alasan paling sederhana adalah entry barrier rendah. Modalnya relatif kecil: teh, gula, air, es batu, dan kemasan cup. Bahkan dengan modal Rp1,5–2 juta, pelaku usaha sudah bisa memulai berjualan dengan gerobak kecil atau booth portabel.

Selain itu, teh adalah minuman universal. Dari anak sekolah, tukang ojek online, pekerja kantoran, sampai ibu rumah tangga, semua bisa minum teh tanpa gengsi. Hal ini berbeda dengan kopi kekinian yang sering dianggap lebih segmented dan harganya cukup tinggi.

Bagi UMKM, keunggulan teh ada pada market size yang luas, mudah dipasarkan, serta cocok untuk strategi volume penjualan.

Perang Harga: Rp5.000 vs Rp2.500

Di lapangan, kita melihat dua model harga yang cukup kontras. Pertama, teh premium pinggir jalan dengan harga Rp5.000 per cup. Kedua, teh super murah dengan harga Rp2.500–3.000, bahkan disertai promo beli 2 gratis 1.

Sekilas, teh murah tampak lebih menarik. Dengan modal sekitar Rp1.500 per cup, penjual masih bisa meraup keuntungan Rp1.000. Namun, margin sekecil itu sangat bergantung pada volume penjualan. Targetnya bisa mencapai 300–500 cup per hari. Jika hanya terjual 50 cup, jelas rugi karena biaya tetap seperti tenaga kerja, sewa lokasi, dan listrik tidak tertutupi.

Sebaliknya, teh Rp5.000 lebih fleksibel. Dengan margin sekitar Rp3.500 per cup, penjual hanya butuh menjual 40–50 cup untuk menutup biaya operasional harian. Artinya, strategi harga tinggi memberi bantalan lebih aman bagi UMKM yang lokasi jualannya tidak terlalu ramai.

Strategi Usaha Teh Murah: Main di Volume

Jika UMKM pemula memilih jalur harga murah, maka kuncinya adalah kecepatan dan jumlah transaksi. Beberapa poin yang harus diperhatikan:

1. Lokasi ekstrem ramai seperti dekat sekolah, kampus, terminal, atau pasar.

2. Sistem produksi cepat, misalnya dengan konsentrat teh yang diseduh massal di awal lalu dituangkan per cup.

3. Layout booth efisien: alur menuang es, sirup, teh, lalu sealing cup harus lancar tanpa hambatan.

4. Jam operasional panjang, terutama mengikuti jam masuk dan pulang sekolah atau shift kerja.

Strategi ini cocok untuk pelaku usaha yang siap kerja keras dengan ritme tinggi. Namun, risiko utamanya adalah ketergantungan pada bahan baku. Kenaikan harga gula Rp200 saja bisa mengurangi margin hingga 25%.

Strategi Usaha Teh Rp5.000: Main di Value

Untuk UMKM yang lokasinya tidak terlalu padat, menjual es teh Rp5.000 dengan sentuhan branding adalah pilihan lebih rasional. Konsumen akan rela membayar lebih jika mendapatkan:

  • Rasa lebih konsisten dengan takaran gula cair dan teh yang pas.
  • Kemasan menarik: cup bersih dengan stiker brand sederhana sudah memberi nilai tambah.
  • Varian rasa: teh gula aren, teh susu, lemon tea, atau topping cincau dengan tambahan Rp1.000–2.000.
  • Pengalaman membeli: booth rapi, pelayanan ramah, dan identitas brand yang jelas.

Dengan margin lebih tinggi, UMKM juga punya ruang untuk menghadapi kenaikan harga bahan baku tanpa langsung gulung tikar.

Kunci Diferensiasi Bagi UMKM

Baik main di harga murah maupun premium, UMKM harus menyiapkan pembeda yang sulit ditiru kompetitor. Beberapa ide inovatif antara lain:

  • Bundling produk lokal: paket es teh + gorengan Rp7.000 dengan kerja sama warung sekitar.
  • Program loyalti: beli 8 gratis 1, lebih sehat bagi margin dibanding promo beli 2 gratis 1.
  • Menu sehat: varian less sugar atau tanpa es, sesuai tren kesehatan.
  • Kemasan literan: menjual teh 1 liter untuk keluarga atau acara kantor dengan harga Rp12.000–15.000.

Dengan strategi ini, usaha kecil bisa berkembang menjadi brand yang melekat di benak konsumen.

Manajemen Operasional UMKM Minuman

Kesalahan umum UMKM pemula adalah fokus pada “jualan rame” tanpa memperhatikan sistem. Padahal, operasi sederhana tapi rapi bisa membuat bisnis tahan lama. Beberapa hal penting:

1. SOP 1 halaman untuk takaran teh, gula, es, dan waktu seduh.

2. Pengaturan stok: bahan baku utama harus cukup minimal 2–3 hari agar tidak panik jika harga naik tiba-tiba.

3. Catatan penjualan harian: jumlah cup, omzet, rata-rata transaksi, dan jam paling ramai.

4. Kebersihan booth: konsumen semakin kritis, higienitas bisa jadi alasan repeat order.

Dengan disiplin kecil seperti ini, usaha teh pinggir jalan bisa bertransformasi dari sekadar hobi jadi UMKM yang sustainable.

Risiko yang Harus Diwaspadai

UMKM minuman murah juga punya tantangan:

  • Cuaca: saat musim hujan, penjualan es menurun drastis. Solusinya, tambahkan menu teh panas.
  • Sensitivitas harga: bahan baku naik sedikit, margin langsung tertekan.
  • Persaingan ketat: produk serupa dengan harga mirip akan mudah bermunculan.

Solusi terbaik adalah tidak mengandalkan harga murah semata, melainkan mengembangkan nilai tambah dan brand positioning.

Penutup: UMKM Harus Cerdas, Bukan Sekadar Murah

Bisnis es teh pinggir jalan memang tampak sederhana, tapi ada ilmu manajemen usaha kecil yang tidak boleh diabaikan. UMKM pemula harus memilih strategi yang sesuai: apakah mengejar volume penjualan dengan harga Rp2.500, atau bermain di value dan branding dengan harga Rp5.000.

Apapun pilihannya, ingat bahwa konsumen sekarang tidak hanya membeli minuman, tapi juga pengalaman, kualitas, dan kepercayaan. Jangan sampai niat membangun usaha malah berakhir sekadar “menyeduh keringat” tanpa keuntungan.

Dengan perencanaan yang tepat, usaha es teh pinggir jalan bisa menjadi batu loncatan menuju bisnis UMKM yang lebih besar, lebih stabil, dan lebih berdaya saing.

Komentar

  1. iya ke kampung-kampung aja yg jualan teh itu sudah banyak. kecuali belum ada yg jual teh okti kali ya, hehehe...
    bisnis jualan minuman teh emang laris apalagi kalau harga terjangkau dan kemasan cukup keren
    bisa jadi peluang usaha ya

    BalasHapus
  2. Value dan branding itu penting sekali ya bukan soal murah saja. Memang deh minum es teh sangat melegakan tenggorokan apalagi saat hawa panas begini. Kalaupun hujan atau cuaca dingin, es teh tetap dinanti. Ternyata harus diperhatikan baik-baik kunci diferensiasi bagi UMKM. Paket bunding dengan gorengan sepertinya oke banget ya.

    BalasHapus
  3. Strategi usaha teh pinggir jalan ini menarik dan aplikatif. Tipsnya praktis untuk memulai bisnis kecil dengan modal terbatas. Tapi semenjak ada berita teh pinggir jalan yng berbahaya, orang kebanyakan was was untuk beli

    BalasHapus
  4. Sekarang usaha es teh sedang menjamur, namun harus menerapkan strategi yang tepat dalam menjalankan usahanya.

    BalasHapus
  5. Iya ya, banyak banget lho kalau dilihat lagi muai dari kaki lima sampai gerai di mall yang berjualan es teh ini dengan harga yang beragam dan range antara 2500 sampai yang kelas premium di atas 10,000. Ternyata masing-masing punya value dan branding yang berbeda-beda ya. Dan salah satu gerai es yang paling kuingat itu adalah teh gopek.. hehehe.. :D

    BalasHapus
  6. Baik teh seharga 5000 maupun 2500, ternyata semua punya strategi tersendiri untuk menjualnya ya. Menarik sekali ulasannya

    BalasHapus
  7. Teh memang minuman yang banyak disukai orang Indonesia. Apalagi makin ke sini makin banyak variasi rasanya. Jadi nggak ada bosannya minum teh.

    BalasHapus
  8. Strategi untuk bisnis es teh pinggir jalan memang butuh lebih dari sekadar harga murah. Fokus pada value seperti konsistensi rasa, branding kreatif, dan manajemen operasional yang rapi adalah kunci sukses jangka panjang.

    BalasHapus
  9. Saya beberapa kali beli teh di pinggir jalan. Ada yang rasanya kemanisan. Mungkin lain kali pesan supaya gulanya dikurangi. Tapi, ada juga yang udah pas. Trus, rasa teh jiga bisa beda-beda. Ada yang berasa lebih enak.

    BalasHapus
  10. Waiya. Bisnis es teh sedang menjamur. Terkadang aku heran kok bisa selaris itu dan semurah itu?

    BalasHapus
  11. Ada masanya bisnis teh UMKM ini menjamur di daerahku, tetapi sekarang makin dikit gerainya. Mungkin karena persaingan ya. kadang juga harganya dibanting gak masuk akal gitu, murah banget. Sampai2 ada tu yang gerainya depan masjid dibagi2in sama pelanggan jadi menu jumat berkah hehe.
    Bener kudu ada strategi juga, jangan sekadar murah karena emang jor2an banget. Kalau mau bertahan maka harus punya keunikan biar jualannya gak tekor yaa.

    BalasHapus
  12. Yess walaupun harga es teh masih terbilang murah (5,000), tetapi pelaku usaha punya tantangan tersendiri supaya es teh nya bisa terjual sebanyak mungkin untuk menutup biaya operasional mereka. Ditambah persaingan bisnis saat ini cukup ketat, penjual es teh gampang kita temuin dimana-mana

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer